KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA

A. Kerajaan Islam di Sumatra

1. Kerajaan Samudera Pasai

    Kerajaan Islam pertama di Indonesia ini diperkirakan berdiri sekitar awal atau pertengahan abad ke-13 M. sebagai hasil proses Islamisasi daerah-daerah pantai yang pernah disinggahi oleh para pedagang muslim sejak abad ke-7 M, dan seterusnya. Raja pertamanya adalah Malik Al-Sholeh.

    Di dalam catatan sejarah, pulau Sumatera merupakan awal mula syi’ar agama Islam di Nusantara. Dari Sumatera inilah Islam mengembangkan sayap dakwahnya ke seluruh penjuru Tanah Air, sampai akhirnya Islam menjadi agama yang dianut oleh mayoritas bangsa Indonesia.

2. Kerajaan Aceh Darussalam

    Secara geografis, Kerajaan Aceh berada di Kabupaten Aceh Besar, berdiri abad ke-15 M merupakan kelanjutan dari kerajaan Lamuri oleh Muzaffar Syah (1465 – 1497 M). Raja pertamanya adalah Ali Mughayat Syah. Wilayah kekuasaannya dari Pidie sampai ke Sumatera Timur. Peletak dasar kebesaran Aceh adalah Sultan Alauddin Riayat Syah yang bergelar Al-Qohar.   

    Diantara para sultan yang lain, Sultan Iskandar Muda (1608-1637 M) berhasil membawa kejayaan kerajaan. Wilayah kekuasaannya meliputi pelabuhan di pesisir timur dan barat Sumatera dan Aceh, tanah Gayo, Minangkabau. Setelah mangkat digantikan oleh Sultan Iskandar Tsani yang memiliki sikap lemah lembut, dan adil, pengetahuan agamanya maju dengan cepat. Sepeninggal beliau dipimpin oleh penguasa yang lemah sehingga mengalami kemunduran.


B. Kerajaan Islam di Jawa  

1. Kerajaan Demak

    Kerajaan Demak diakui sebagai kerajaan Islam pertama di Jawa. Kerajaan Demak didirikan oleh Raden Fatah (1500-1518 M). Mulanya, ia adalah seorang adipati di Bintoro, Demak. Raden Fatah secara terang-terangan memutuskan ikatan dengan Majapahit, yang kala itu tengah mengalami masa kemunduran. Dan atas prakarsa para wali, Ia mendirikan kerajaan Islam yang beribu kota Demak, sehingga lebih dikenal dengan Kerajaan Demak. Kesuksesan Kerajaan Demak lepas dari kekuasan Majapahit yang sedang mengalami konflik internal kekuasaan. Perang saudara yang dikenal dengan Perang Paregreg yang sangat memperlemah kekuatan Majapahit.

2. Kerajaan Pajang

    Jaka Tingkir, adalah sultan dan raja pertama Kerajaan Pajang yang merupakan kelanjutan dari karajaan Demak. Jaka Tingkir bergelar Sultan Hadiwijaya, setelah mangkat diganti oleh menantunya Arya Panggiri yang juga anak asuhan dari Prawoto. Namun putera Sultan Hadiwijaya yaitu Pangeran Benawa ingin menguasai dan tidak punya kemampuan untuk melawan Arya Panggiri, ia meminta bantuan Panembahan Senopati Penguasa Mataram untuk mengusir Arya Panggiri dan berhasil, dan akhirnya sejak itulah kerajaan Pajang dibawah kekuasaan Mataram.

3. Kerajaan Mataram Islam 

    Senopati berkuasa sampai tahun 1601 M. Sepeninggalnya, ia digantikan oleh puteranya Seda Ing Krapyak digantikan oleh puteranya, Sultan Agung (16131646M). Pada masa pemerintahan Sultan Agung, kontak bersenjata antara kerajaan Islam Mataram dengan VOC mulai terjadi. Pada tahun 1646 M. ia digantikan oleh puteranya, yaitu Amangkurat I. Pada masanya terjadi perang saudara dengan Pangeran Alit yang mendapat dukungan dari para ulama. Akibatnya, para ulama pendukung dibantai habis pada tahun 1647 M. Pemberontakan itu kemudian diteruskan oleh Raden Kajoran 1677 M dan 1678 M. Pemberontakan-pemberontakan seperti itulah pada akhirnya menjadi sebab runtuhnya kerajaan Islam Mataram. Namun demikian, Kerajaan Islam Mataram banyak memberikan kontribusi terhadap proses kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan masih eksis sampai sekarang di Daerah Istimewa Yogyakarta di bawah pimpinan Sri Sultan Hamengkubuwono.

5. Kerajaan (Kesultanan) Cirebon.

    Kesultanan Cirebon berkuasa pada abad XV hingga abad XVI M. Letak kesultanan Cirebon adalah di pantai utara pulau Jawa. Secara geografis berbatasan antara Jawa Tengah dan Jawa Barat dan ini membuat kesultanan Cirebon menjadi “perantara” antara kebudayaan Jawa dan Sunda. Sehingga, di Cirebon muncul budaya yang khas, yaitu kebudayaan Cirebon yang tidak didominasi oleh kebudayaan Sunda maupun kebudayaan Jawa.

5. Kerajaan (Kesultanan) Banten  

    Pada tahun 1524/1525, Sunan Gunung Jati bersama pasukan Demak merebut pelabuhan Banten dari kerajaan Sunda, dan mendirikan Kesultanan Banten yang berafiliasi ke Demak. Menurut sumber Portugis, sebelumnya Banten merupakan salah satu pelabuhan Kerajaan Sunda selain pelabuhan Pontang, Cigede, Tamgara (Tangerang), Sunda Kelapa dan Cimanuk. Putera dari Sunan Gunung Jati (Hasanudin) menikah dengan seorang putri dari Sultan Trenggono dan melahirkan dua orang anak. Anak yang pertama bernama Maulana Yusuf. Sedangkan anak kedua menikah dengan anak dari Ratu Kali Nyamat dan menjadi Penguasa Jepara.


C. Kerajaan Islam di Kalimantan  

    Walau Tidak banyak literatur yang menjelaskan tentang sejarah keberadaan Islam di Kalimantan namun namun paling tidak bisa memberikan titik terang tentang keberadaan Kerajaan Daha (Banjar). Pada awal abad XVI, Islam masuk ke kalimantan Selatan, yaitu di Kerajaan Daha (Banjar) yang waktu itu beragama Hindu. Berkat bantuan dari Sultan Demak, trenggono (1521-1546 M) Raja Daha dan rakyatnya memeluk agama Islam, sehingga berdirilah kerajaan Islam Banjar dengan raja pertamanya yaitu Pangeran Samudera yang bergelar Pangeran Suryanullah atau Suriansah.


D. Kerajaan Gowa - Tallo  

    Kultur Kerajaan Gowa - Tallo tidak dapat dipisahkan dengan Islam. Setelah Kerajaan GowaTallo memeluk Islam, penyebaran Islam di Sulawesi dan bagian timur Indonesia sangat pesat.  Kerajaan ini adalah kerajaan yang menerapkan syariah Islam. Karena itu, wajar kalau Gowa ini dikenal sebagai “Serambi Madinah”.     Keberhasilan penyebaran Islam terjadi setelah memasuki awal Abad XVII dengan kehadiran tiga orang mubalig yang bergelar datuk dari Minangkabau. Lontara Wajo menyebutkan bahwa ketiga datuk itu datang pada permulaan Abad XVII dari Koto Tangah, Minangkabau.


E. Kerajaan (Kesultanan) Ternate   

    Kesultanan Ternate (Kerajaan Gapi) adalah salah satu dari 4 kerajaan Islam di Maluku dan merupakan salah satu kerajaan Islam tertua di nusantara. Didirikan oleh Baab Mashur Malamo pada 1257. Di masa jaya kekuasaannya membentang mencakup wilayah Maluku, Sulawesi utara, timur dan tengah, bagian selatan kepulauan Filipina hingga sejauh kepulauan Marshall di pasifik. Pulau Gapi atau Ternate mulai ramai di awal abad XIII, penduduk Ternate awal merupakan warga eksodus dari Halmahera.


F. Kerajaan Islam di Nusa Tenggara   

    Perkembangan Islam di Nusa Tenggara dimulai sejak abad XVI M dikenalkan oleh Sultan Prapen (1605), putra Sunan Giri. Dimulai dari Lombok kemudian Islam menyebar ke Pejanggik, Parwa, Sokong, Bayan dan tempat-tempat lainnya hingga seluruh Lombok memeluk agama Islam. Dari Lombok juga Sunan Prapen menyampaikan dakwahnya hingga ke Sumbawa. Di Lombok berdiri Kerajaan Selaparang dan di bawah pemerintahan Prabu Rangkeswari, kerajaan ini mengalami masa keemasan dan kekuasaannya mencapai seluruh Lombok. Selaparang juga menjalin hubungan dengan beberapa kerajaan Islam seperti Demak. Kerajaan Selaparang juga sering dikunjungi para pedagang, sehingga interaksi masyarakat muslim semakin baik.


Peran Kerajaan terhadap Perkembangan Islam di Indonesia  

    Dalam perkembangannya, kerajaan Islam ini memiliki peran yang sangat besar dalam proses penyebaran agama Islam di tanah air. Beberapa peran dari kerajaan Islam yang dianggap penting tersebut di antaranya adalah:  

    1. Ketika agama Islam dianut oleh Raja atau Sultan dan juga para pejabat Istana serta para bangsawan dan diikuti seluruh keluarganya maka diikuti pula lapisan masyarakat secara umum. 
    2. Kegiatan politik dan ekonomi kerajaan Islam menjadi sarana dalam melaksanakan dakwah. 
    3. Dakwah Islam menjadi motivasi dan spirit dalam mengusir penjajah dari bumi nusantara.    
    4. Memudahkan transaksi perdagangan dengan para pedagang dari kawasan Timur Tengah. Pada saat itu, para pedagang dari Gujarat kerap berkelana hingga ke daerah yang jauh untuk berdagang. Dengan adanya kerajaan Islam, maka ada kesamaan budaya dari kedua belah pihak sehingga lebih memudahkan dalam menjalin hubungan.  
    5. Mengubah budaya upeti yang banyak digunakan di zaman kerajaan sebelumnya. Hal ini memberikan kemudahan pada rakyat karena tidak lagi mendapatkan beban membayar upeti kepada penguasa secara berlebihan. Kalau pun kerajaan memerlukan penggalangan dana lain, maka nilainya menjadi berbeda karena dalam Islam menyumbang kepada pihak lain merupakan tindakan mulia dan hanya Allah yang akan membalas dengan cara yang tidak pernah diketahui bahkan tak pernah dibayangkan oleh orang yang memberi sumbangan tersebut. Upaya memakmurkan rakyat menjadi tujuan kerajaan Islam yang lebih mudah diwujudkan. Tentu saja berbeda dengan sistem kerajaan sebelumnya di mana rakyat menjadi pengabdi kepada kerajaan dan kerajaan tidak secara otomatis mencari upaya untuk mensejahterakan rakyatnya.  
    6. Setelah Agama Islam menjadi agama resmi kerajaan maka perubahan-perubahan tampak dalam sendi-sendi kehidupan kerajaan, bisa di lihat dari aspek sosial politik dan budaya 
    7. Menciptakan tata kehidupan baru yang lebih sesuai dengan apa yang ada pada ajaran Islam. Islam sebagai agama yang baru dengan mudah diterima karena tata nilai dan sistem di dalamnya terasa lebih adil. Masing-masing individu memiliki kesempatan yang sama untuk menempati derajat yang tinggi di mata Allah Swt. tanpa membedakan latar belakang budaya, suku dan keturunan. Demikian pula dalam tata pergaulan sehari-hari, hubungan antar individu menjadi lebih baik, sopan santun dianggap sebagai akhlak yang mulia, sehingga setiap individu memiliki keinginan untuk meraihnya.  
    8. Dalam bidang keamanan, kerajaan Islam memiliki kewajiban untuk menciptakan kedamaian kepada seluruh rakyat, sehingga dalam melakukan kegiatan sehari-hari tidak akan terganggu dengan ancaman keselamatan.  


Hikmah Pembelajaran  

    1. Kita dapat meneladani kegigihan para penyebar Islam di Indonesia dalam menyebarkan Islam yang Rahmatan Lil ‘Alamin. 
    2. Kita dapat meneladani model kepemimpinan para raja pada masa dahulu. 
    3. Memperluas khazanah keilmuan kita dalam memahami sejarah awal berdirinya kerajaan Islam di Indonesia. 
    4. Kita dapat mengetahui berbagai macam keberagaman kebudayaan Islam yang ada di Indonesia. 
    5. Sebagai generasi muslim hendaknya kita terus melestarikan budaya-budaya baik yang ada di Indonesia dan berhubungan dengan Islam.


Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url