Pengertian, Perbedaan Humanisasi dan Dehumanisasi
Persoalan humanisasi-dehumanisasi
Persoalan humanisasi sekaligus menuntun pada pengenalan dehumanisasi
(penghilangan harkat manusia), tidak hanya kemungkinan ontologis namun sebagai
realitas sejarah . Ketika seseorang merasa luasnya gejala dehumanisasi, dia
akan bertanya apakah humanisasi akan tetap ada. Didalam sejarah, baik
humanisasi maupun dehumanisasi mungkin akan dirasakan oleh manusia sebagai
mahluk yang tidak sempurna dan sadar akan ketidaksempurnaannya.
Baik humanisasi maupun dehumanisasi merupakan pilihan yang nyata, namun
hanya humanisasi yang menjadi fitrah manusia, fitrah yang sering diingkari,
namun diakui keberadaannya karena pengingkaran tersebut. Humanisasi mendapat
rintangan berupa ketidakadilan, eksploitasi, penindasan dan kekerasan dari penindas.
Hal ini dibuktikan dengan adanya rasa ridu kaum tertindas akan adanya kebebasan
dan keadilan, serta dengan perjuangan mereka dalam mendapatkan kembali
kemanusiaan mereka yang telah hilang.
Pengertian Dehumanisasi
Dehumanisasi adalah sebuah penyimpangan fitrah menjadi manusia sejati, yang
menandai mereka yang dirampas kemanusiaannya dan mereka mencurinya (meski dalam
cara yang berbeda). Penyimpangan ini muncul dalam sejarah, namun bukan
merupakan fitrah dari sejarah. Sesungguhnya, untuk mengakui dehumanisasi sebagai
fitrah sejarah akan membawa ke sinisme atau sikap sangat putus asa, Perjuangan
untuk humanisasi, untuk emansipasi pekerja, untuk mengatasi ketersaingan,
mengatasi manusia sebagai manusia akan tak bermakna.
Meski dehumanisasi merupakan fakta sejarah yang nyata, perjuangan akan
dehumanisasi hanya akan mungkin karena dehumanisasi bukanlah takdir tetapi
sebuah hasil dari tatanan yang tidak adil yang melahirkan kekejaman pada kaum
penindas, yang kemudian melahirkan dehumanisasi terhadap kaum tertindas.
Karena dehumanisasi adalah penyimpangan dari usaha untuk menjadi manusia
yang lengkap, maka cepat atau lambat menjadi manusia yang tak lengkap akan
mendorong kaum tertindas untuk berjuang melawan orang yang menindas merka. Agar
perjuangan ini menjadi bermakna, sebagai usaha untuk membuat kembali
kemanusiaan meraka, kaum tertindas tidak boleh berbalik menjadi penindas mereka
yang menindas, tetapi menjadi pemulih kemanusiaan dari keduanya.
Pengertian Humanisasi
Humanisasi adalah tugas kemanusiaan dan bersejarah bagi kaum tertindas,
membebaskan diri mereka sendiri sekaligus kaum penindas mereka. Kaum penindas
yang menindas, memeras, memperkosa melalui kekuasaannya, tidak akan mendapatkan
kekuatan untuk membebaskan kaum tertindas maupun diri mereka sendiri. Hanya
kekuatan yang berasal dari kelemahan kaum tertindas yang akan cukup untuk
membebaskan keduanya. Usaha apapun untuk mengurangi kekuasaan kaum penindas dan
untuk menghormati kelemahan kaum tertindas hanya akan membentuk kemurahan hati
yang palsu, sesungguhnya usaha mereka tak pernah lebih dari itu. Untuk
menunjukan kemurahan hati mereka, kaum penindas juga harus menunjukan
ketidakadilan. Tatanan sosial yang tidak adil adalah sumber permanen dari “kemurahan
hati” yang disuburkan dengan kematian, rasa putus asa, dan kemiskinan. Itulah
yang membuat mengapa kaum pemberi kemurahan hati palsu ini menjadi tidak
terkendali akan ancaman terkecil sekalipun atas kemurahan hati palsu mereka.
Kemurahan hati yang sejati akan melawan penyebab dari adanya kemurahan hati
yang palsu. Kemurahan hati yang palsu memaksa orang yang takut dan tertekan,
yaitu mereka yang bertolak dalam hidupnya untuk mengulurkan tangan gemetar
mereka. Kemurahan hati yang sejati ada dalam perjuangan sehingga membuat
tangan-tangan mereka tidak akan diulurkan untuk memohon, namun menjadi
tangan-tangan yang akan terus bekerja mengubah dunia.
