Doktrin-Doktrin Pokok Murji’ah



    Ajaran pokok murji’ah pada dasarnya  bersumber dari gagasan atau doktrin irja yang diaplikasikan dalam banyak persoalan, baik politik maupun teologis. Dalam bidang politik misalnya, doktrin tersebut diaplikasikan dengan sikap politik yang netral yang diekspresikan dengan sikap diam. Sedangkan dalam bidang teologis, doktrin tersebut dikembangkan untuk menanggapi masalah-masalah dalam bidang tersebut, misalnya masalah iman, kufur dan lain sebagainya.

    Adapun asas-asas mazhab Murji’ah adalah mereka berpendapat bahwa kelompok-kelompok yang berselisih itu masih beriman, sekalipun sebagian mereka itu ada yang benar dan sebahagian mereka ada yang salah. Karena mereka tidak mampu untuk menentukan yang mana benar dan yang mana bersalah, maka dikembalikan hukum itu kepada Allah swt. Golongan yang berselisih ini dikategorikan masih beriman karena mereka masih mengucap dua kalimah Syahadah. Kemudian asas ini berkembang pada masa berikutnya:

    Iman itu ialah dengan pembenaran (tasdiq) dan makrifah (mengenal Allah). Amal pula tidak memberi kesan kepada iman secara mutlak. Mereka mengatakan bahawa keimanan yang disertai dengan kemaksiatan tidak memberi mudarat, sebagaimana tidak memberi manfaat kekufuran yang disertai dengan ketaatan.

    Kemudian sebagian mereka ada yang bersikap ekstrim. Mereka menganggap bahawa keimanan itu hanyalah dengan hati, sekalipun seseorang itu mengumumkan kekufurannya dengan lisan, menyembah berhala atau melazimi orang-orang Yahudi dan Nasrani; dan dia mati dalam keadaan begitu, maka tetap dianggap sebagai orang yang beriman.

    Terdapat kefasikan dan kejahatan di dalam pandangan-pandangan mazhab ini yang membuka pintu ke arah segala kerusakan. Mereka menjadikannya sebagai perantara dosa-dosa mereka

Berkaitan dengan doktrin Murji’ah, Watt, sebagaimana yang dikutip oleh Rozak dan Anwar, merincinya sebagai berikut:

    1. Penangguhan keputusan terhadap Ali dan Muawiyah hingga Allah memutuskannya di akhirat kelak.
    2. Penangguhan Ali untuk menduduki rangking keempat dalam peringkat Al-Khalifah al-Rasyidun.
    3. Pemberian harapan terhadap orang muslim yang berdosa besar untuk memperoleh ampunan dan rahmat dari Allah.
    4. Doktrin-doktrin Murji’ah menyerupai pengajaran para skeptis dan empiris dari kalangan Helenis.


Sedangkan Harun Nasution menyebutkan empat ajaran pokok Murji’ah, antara lain:

    1. Menunda hukuman atas Ali, Muawiyah, Amr bin Ash dan Abu Musa, yang terlibat tahkim dan menyerahkan kepada Allah di hari kiamat kelak.
    2. Menyerahkan keputusan kepada Allah atas orang muslim yang berdosa besar.
    3. Meletakkan pentingnya iman daripada amal.
    4. Memberikan pengharapan kepada muslim yang berdosa besar untuk memperoleh ampunan dan rahmat dari Allah.

    

    Jadi pada dasarnya doktrin yang dikembangkan sifatnya adalah penangguhan dan pemberian harapan kepada muslim juga bersifat diam jika terdapat permasalahan yang sedang terjadi. Demikian juga penafsirannya atas ayat-ayat al-Qur’an dan hadits. Hampir semua ayat yang menunjukkan ampunan terhadap dosa dan harapan masuk surga mereka tafsiri dan digunakan sebagai tandensi.


Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url