materi pembelajaran visual
RANGKUMAN
MATERI
“Media Pembelajaran Visual”
Ø Pengertian
Pengertian media
pembelajaran secara umum bisa diartikan sebagai alat bantu proses belajar
mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran,
perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan.
Banyak sekali jenis media
pembelajaran dan macamnya. Kamu bisa memanfaatkan berbagai jenis media
pembelajaran yang ada untuk menunjang proses belajar. Apalagi di zaman sekarang
ini peran teknologi sudah tmasuk ke berbagai aspek, termasuk dunia pendidikan.
Media pembelajaran
berfungsi di antaranya adalah untuk menarik minat siswa terhadap materi
pembelajaran yang disajikan. Pada kenyataannya, media pembelajaran masih sering
terabaikan dengan berbagai alasan. Hal ini sebenarnya tidak perlu terjadi
jika setiap fasilitator telah mempunyai pengetahuan dan keterampilan mengenai
media pembelajaran.
Jadi Pengertian Media Pembelajaran Visual
adalah penggunaan materi yang penyerapanya melalui pandangan. Berdasarkan
pendapat para ahli yang dinamakan media pembelajaran visual adalah proses
penyampaian pesan dari sumber kepenerima pesan melalui media penglihatan,
sehingga dapat merangsang fikiran, perasaan dan minat serta perhatian siswa
sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.
Media berbasis visual ( image atau
perumpamaan ) memegang peran yang sangat penting dalam proses belajar. Media
visual dapat memperlancar pemahaman (misalnya melalui elaborasi struktur dan
organisasi) dan memperkuat ingatan. Visual dapat pula menumbuhkan minat siswa
dan dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata.
Agar menjadi efektif, visual sebaiknya ditempatkan pada konteks yang bermakna
dan siswa harus berinteraksi dengan visual itu, untuk meyakinkan terjadinya
proses informasi.
Ø Jenis-jenis Media Visual
Media Visual terdiri dari:
1.
Media yang Tidak Diproyeksikan
Benda tersebut tidak harus
dihadirkan di ruang kelas, tetapi siswa dapat melihat langsung ke obyek.
Kelebihan dari media realia ini adalah dapat memberikan pengalaman nyata kepada
siswa. Misal untuk mempelajari keanekaragaman makhluk hidup, klasifikasi
makhluk hidup, ekosistem, dan organ tanaman.
Model adalah
benda tiruan dalam wujud tiga dimensi yang merupakan representasi atau
pengganti dari benda yang sesungguhnya. Penggunaan model untuk mengatasi
kendala tertentu sebagai pengganti realia. Misal untuk mempelajari sistem
gerak, pencernaan, pernafasan, peredaran darah, sistem ekskresi, dan syaraf
pada hewan.
Media grafis tergolong
media visual yang menyalurkan pesan melalui simbol-simbol visual. Fungsi dari
media grafis adalah menarik perhatian, memperjelas sajian pelajaran, dan
mengilustrasikan suatu fakta atau konsep yang mudah terlupakan jika hanya
dilakukan melalui penjelasan verbal.
2.
Media Proyeksi
Transparansi OHP merupakan
alat bantu mengajar tatap muka sejati, sebab tata letak ruang kelas tetap
seperti biasa, guru dapat bertatap muka dengan siswa (tanpa harus membelakangi
siswa). Perangkat media transparansi meliputi perangkat lunak (Overhead
transparancy / OHT) dan perangkat keras (Overhead projector / OHP). Teknik
pembuatan media transparansi, yaitu:
- Mengambil dari bahan cetak
dengan teknik tertentu.
- Membuat sendiri secara manual.
Film bingkai / slide adalah
film transparan yang umumnya berukuran 35 mm dan diberi bingkai 2X2 inci. Dalam
satu paket berisi beberapa film bingkai yang terpisah satu sama lain. Manfaat
film bingkai hampir sama dengan transparansi OHP, hanya kualitas visual yang
dihasilkan lebih bagus. Sedangkan kelemahannya adalah beaya produksi dan
peralatan lebih mahal serta kurang praktis. Untuk menyajikan dibutuhkan
proyektor slide.
Ø Prinsip pemakaian Media Visual
Prinsip-prinsip yang harus diketahui untuk
pemakaian yang efektif adalah:
- Pemberian
bayangan dan warna yang digunakan untuk memfokuskan perhatian dan
memisahkan komponen.
- Pemberian
warna harus dengan cara yang realistis.
- Harus
mempersiapkan karakter gambar (caption).
- Elemen-elemen
dari pesan visual harus disorot dan bisa dibedakan dari elemen-elemen
latar belakang untuk memfasilitasi pengelolaan (manajemen) informasi.
- objek
visual ditunjukan untuk mengkomunikasikan ide-ide.
- Elemen
visual, terutama pada diagram, sangat berguna untuk memahami materi yang
rumit.
- Grafik
yang diproyeksikan harus mudah dibaca dan dapat terbaca.
- Menekankan
kejelasan dan akurasi dalam semua elemen visual.
- Hindari
image yang tidak seimbang.
- Gunakan
image untuk menggambarkan konsep yang berbeda, contohnya dengan
menampilkan konsep yang ditampilkan berdampingan.
- Ulangi
presentasi visual dan libatkan siswa/i untuk meningkatkan ingatan
(memori).
- Gunakan
diagram (grafik) untuk mengilustrasikan ringkasan umum dari bahan sebelum
menyajikan unit untuk pelajaran bahwa siswa/i mengatur informasi.
- Visual
(image) dimanfaatkan untuk informasi pada sasaran pada teks. Sehingga
materi pelajatran bisa terlaksana sangat baik.
- Usahakan
visual itu sesederhana mungkin dengan menggunakan garis, karton, bagan dan
diagram.
Ø Fungsi dan Manfaat Media
Visual
Media visual berfungsi untuk menyalurkan pesan dari
sumber ke penerima pesan. Pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam
simbol-simbol visual. Selain itu, fungsi media visual adalah untuk menarik
perhatian, memperjelas sajian ide, menggambarkan atau menghiasi fakta yang
mungkin akan cepat dilupakan jika tidak divisualkan.
Ø Kekurangan Media Visual
- Biaya
pembuatan cukup (lumayan mahal), dikarnakan apabila pembuatannya
menggunakan media cetak, pembuat harus lebih dulu menyetak dan mengirim
sebelum dipamerkan atau ditampilkan untuk dinikmati banyak orang.
- Visual
yang sangat terbatas.
- Lambat dan
kurang praktis.
- Tak adanya
audio, dikarnakan pembuatan hanya menggunakan media gambar atau tulisan
yang tak bisa didengar orang.
Ø Kelebihan Media Visual
- Meningkatkan
perhatian dan daya tarik bagi orang banyak.
- Dapat
memberikan minat dan keinginan baru.
- Dapat
menanamkan konsep yang benar.
- Dapat
memberikan iteraksi terhadap peserta didik serta lingkungan di
sekelilingnya.
- Bisa
mengatasi persoalan keterbatasan pengalaman yang dimiliki peserta didik.
- Analisa
sangat tajam, bisa membuat orang banyak dapat mengerti maksud dari isi
beritanya.
Ø Pemilihan Media Visual
Untuk
mempermudah penyampaian materi kepada peserta didik perlu dipilih media yang
tepat. Ketepatan dalam pemilihan media visual menyebabkan proses pembelajaran
menjadi lancar dan materi yang disampaikan dipahami peserta didik. Misalnya
Guru pendidikan jasmani dapat memanfaatkan media visual yang umum dipergunakan
seperti gambar atau foto atau VCD. Kedua jenis media visual ini mempunyai
beberapa kelebihan yaitu, mudah dibuat dan digunakan, praktis, sederhana, dan
relatit murah.
Beberapa
kriteria yang perlu diperhatikan oleh guru dalam memilih media visual.
Diantaranya. media visual yang dipilih sesuai dengan kurikulum, tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai, mempertimbangkan kemampuan dan keterampilan
peserta didik, praktis dan sederhana, bersifat fleksibel, multiguna, tahan
lama, ekonomis, dan mudah digunakan oleh guru.
Ø Penggunaan Media Visual
Azhar Arsyad
(2005:92-93) memberikan
gambaran mengenai beberapa konsep penggunaan media visual a~ar efektif yaitu,
bentuk media visual dibuat yang sesederhana mung kin agar mudah dipahami,
penggunaan media visual untuk menjelaskan informasi yang terdapat teks, berikan
pengulangan sajian visual dan libatkan peserta didik di dalamnya, gunakan
gambar untuk membedakan dua konsep yang berbeda, keterangan gambar harus
dicantumkan secara garis besar, dan penggunaan wama harus realistik.
Banyak hal
yang harus diperhatikan dalam penggunaan media visual dalam menopang proses
pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah dasar. Pertimbangan-pertimbangan
mulai dari fungsi ekonomis, kepraktisan, dan manfaat yang diperoleh dari
penggunaan media visual dijadikan pertimbangan bagi seorang guru pendidikan
jasmani terutama untuk memudahkan dalam fungsi utamanya sebagi seorang pendidik
dan pengajar.
Pengoptimalan
media visual memberikan dampak psikologis bagi guru, karena ia akan lebih
memiliki rasa percaya diri dalam menyampaikan materi atau pesan kepada peserta
didik. Jika dilihat lebih lanjut sebenamya media visual ini sudah tidak asing
lagi bagi para guru pendidikan jasmani. Sebab, sejak di bangku kuliah mereka
sudah diberikan pengetahuan dan keterampilan dasar pemanfaatan media
pembelajaran sehingga, dalam situasi mengajar yang sesungguhnya guru tinggal
mengembangkan atau menciptakan media-media visual baru yang lebih kreatif dan
inovatif.
Ø Unsur- Unsur Media Berbasis Visual
Berikut
ini unsur-unsur media berbasis visual:
a. Kesederhanaan
Secara
umum kesederhanaan itu mengacu kepada elemen yang terkandung dalam suatu
visual. Jumlah elemen yang lebih sedikit memudahkan siswa menangkap dan
memahami pesan yang disajikan visual itu. Pesan atau informasi yang
panjang atau rumit harus dibagi-bagi ke dalam beberapa bahan visual yang mudah
dibaca dan mudah dipahami, demikian pula teks yang menyertai bahan visual harus
dibatasi (misalnya antara 15 sampai dengan 20 kata). Kata-kata harus memakai
huruf yang sederhana dengan gaya huruf yang mudah terbaca dan tidak terlalu
beragam dalam satu tampilan ataupun serangkaian tampilan
visual. Kalimat-kalimatnya juga harus ringkas tetapi padat, dan mudah
dimengerti.
Contoh : jika menggunakan
metode persentasi dengan slide, gunakanlah jenis huruf yang tidak terlalu
berlebihan, sajikan kata kuncinya saja di dalam slidenya.
b. Keterpaduan
Keterpaduan
mengacu kepada hubungan yang terdapat diantara elemen-elemen visual yang ketika
diamati akan berfungsi secara bersama-sama. Elemen-elemen itu harus saling
terkait dan menyatu sebagai suatu keseluruhan sehingga visual itu merupakan
suatu bentuk menyeluruh yang dapat dikenal yang dapat dibantu pembantu
pemahaman pesan dan informasi yang dikandungnya.
c. Penekanan
Meskipun
penyajian visual dirancang sederhana mungkin, seringkali konsep yang ingin
disajikan memerlukan penekanan terhadap salah satu unsur yang akan menjadi
pusat perhatian siswa. Dengan menggunakan ukuran, hubungan-hubungan,
perspektif, warna, atau ruang penekanan dapat diberikan kepada unsure
terpenting.
Contoh
: pada saat belajar tentang “tempat sekitar” walaupun tempat sekitar itu
banyak macamnya, misalnya masjid, taman, kampus, rumah sakit, warung, bank,
toko, pasar, dan sebagainya. Tetapi pada intinya semua itu termasuk “tempat
sekitar”.
d. Keseimbangan
Bentuk
atau pola yang dipilih sebaiknya menempati ruang penayangan yang memberikan
presepsi keseimbangan meskipun tidak seluruhnya simetris. Keseimbangan yang
keseluruhannya simetris disebut keseimbangan formal. Keseimbangan seperti ini
menampakkan dua bayangan visual yang sama dan sebangun. Oleh karena itu,
keseimbaanga formal cenderung tampak statis. Sebaliknya, keseimbangan
informal-tidak keseluruhannya simetris-memberikan kesan dinamis dan dapat
menarik perhatian.
Pengembangan visual dengan
keseimbangan informal memerlukan daya imajinasi lebih tinggi dan keinginan
bereksperimen dari perancang visual.
e. Bentuk
Bentuk
yang aneh dan asing bagi siswa dapat membangkitkan. Oleh karena itu, pemilihan
bentuk sebaagai unsur visual dalam penyajian pesan, informasi atau isi
pelajaran perlu diperhatikan.
f. Garis
Garis
digunakan untuk menghubungkan unsur-unsur sehingga dapat menuntun perhatian
siswa untuk mempelajari suatu urutan-urutan khusus.
g. Tekstur
Tekstur
adalah unsur visual yang dapat menimbulkan kesan kasar atau halus. Tekstur
dapat digunakan untuk penekana suatu unsur seperti halnya warna.
Contoh
: pada materi inti atau pokok bisa diberi tekstur yang tebal atau dibuat
berbeda dengan yang lain.
h. Warna
Warna
merupakan unsure visual yang penting, tetapi ia harus digunakan dengan
hati-hati untuk memperoleh dampak yang baik. Warna digunakan untuk memberi
kesan pemisahan atau penekanan, atau untuk membangun keterpaduan.
Disamping
itu, warna dapat mempertinggi tingkat realisme objek atau situasi yang
digambarkan, menunjukkan persamaan dan perbedaan, dan menciptakan respons
emosional tertentu. Ada tiga hal penting yang harus diperhatikan ketika
menggunakan warna, yaitu (1) pemilihan warna khusus (merah, biru, kuning, dan
sebagainya), (2) nilai warna (tingkat unsure llain dalam visual tersebut), dan
(3) intensitas atau kekuatan warna itu untuk memberikan dampak yang
dinginkan. (Arsyad, 2007 : 107-113).