MAKALAH LINGKUNGAN PENDIDIKAN ISLAM
Hai Guyss ipblog berbagi makalah lagi nih, yang akan memudahkanmu dalam mengerjakan tugas perkuliahan.
MAKALAH
LINGKUNGAN
PENDIDIKAN ISLAM
“ILMU PENDIDIKAN ISLAM”
Disusun Oleh Kelompok 13
|
Nama Fakultas Semester |
: : : |
|
Dosen Pembimbing |
: |
STAI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Swt atas rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah yang
berjudul Lingkungan Pendidikan
Islam ini dapat memberikan pembelajaran dan wacana yang baik dalam
menggunakan kata serta istilah dalam bahasa Indonesia sehari-hari.
Dalam penulisan makalah ini saya banyak mendapat bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu penulisan makalah ini. Yang terutama saya ucapkan banyak
terima kasih kepada dosen kami yang tercinta Bapak ... yang telah membimbing dan memberikan arahan yang baik sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami sadar bahwa dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, Hal itu
di karenakan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan saya. Oleh karena itu, kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita.
Akhir kata, saya memohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini
terdapat banyak kesalahan.
....
Penulis
DAFTAR ISI
JUDUL HALAMAN ..................................................................................
KATA PENGANTAR ...............................................................................
DAFTRA ISI .............................................................................................
BAB I :
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................
B. Rumusan Masalah .............................................................................
BAB II : PEMBAHASAN
A. Pengertian Lingkungan Pendidikan Islam ..........................................
B. Macam-macam Lingkungan Pendidikan Islam ...................................
C. Pengaruh Lingkungan Pendidikan Islam ...........................................
BAB III : PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................
B. Saran dan Harapan ............................................................................
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Lingkungan yang nyaman dan mendukung
terselenggaranya suatu pendidikan amat dibutuhkan dan turut berpengaruh
terhadap pencapaian tujuan pendidikan yang diinginkan. Demikian pula dalam
sistem pendidikan Islam, lingkungan harus diciptakan sedemikian rupa sesuai
dengan karakteristik pendidikan Islam itu sendiri.
Dalam literatur pendidikan, lingkungan
biasanya disamakan dengan institusi atau lembaga pendidikan. Meskipun kajian
ini tidak dijelaskan dalam al-Qur’an secara eksplisit, akan tetapi terdapat
beberapa isyarat yang menunjukkan adanya lingkungan pendidikan tersebut. Oleh
karenanya, dalam kajian pendidikan Islam pun, lingkungan pendidikan mendapat
perhatian. Pengaruh lingkungan ini tentu dianalisis dengan menggunakan
paradigma pendidikan Islam. Lingkungan dalam perspektif pendidikan Islam harus
menunjang tercapainya tujuan pendidikan Islam. Jika lingkungan tidak sinergis
dengan pencapaian tujuan pendidikan, maka ketercapaian tujuan pendidikan Islam
sangat sulit dilakukan.
Dalam
perspektif pendidikan Islam, lingkungan dapat memberi pengaruh yang positif
atau negatif terhadap pertumbuhan jiwa dan kepribadian anak. Pengaruh
lingkungan yang dapat terjadi pada anak diantaranya adalah akhlak dan
sikap keberagamaannya. Mengingat besarnya pengaruh lingkungan terhadap
kepribadian dan watak anak, maka dalam perspektif pendidikan Islam lingkungan
dapat mempengaruhi perkembangan fisiologis, psikologis dan sosio-kultural.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa Pengertian
lingkungan pendidikan Islam ?
2.
Apa saja Macam-macam
lingkungan pendidikan Islam ?
3.
Bagaimana Pengaruh
lingkungan pendidikan Islam ?
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Lingkungan Pendidikan Islam
Secara harfiah lingkungan dapat diartikan
sebagai segala sesuatu yang mengitari kehidupan, baik berupa fisik seperti alam
jagat raya dengan segala isinya, maupun nonfisik, seperti suasana kehidupan
beragama, nilai-nilai dan adat istiadat yang berlaku di masyarakat, ilmu
pengetahuan dan kebudayaan yang berkembang, serta teknologi.
Pendapat lain mengatakan bahwa di dalam
lingkungan itu tidak hanya terdapat sejumlah faktor pada sesuatu saat,
melainkan terdapat pula faktor-faktor lain yang banyak jumlahnya, yang secara
potensial dapat mempengaruhi perkembangan dan tingkah laku anak. Tetapi secara
aktual hanya faktor-faktor yang ada di sekeliling anak tersebut yang secara
langsung mempengaruhi pertumbuhan dan tingkah laku anak.
Secara Fisiologis, lingkungan meliputi segala
kondisi dan material jasmaniah di dalam tubuh anak, seperti gizi, vitamin, air,
zat asam, suhu, sistem syaraf, peredaran darah, pernafasan, pencernaan makanan,
kelenjar-kelenjar indoktrin, sel-sel pertumbuhan dan kesehatan jasmani.
Secara Psikologis, lingkungan mencakup segala
stimulasi yang diterima oleh individu mulai sejak dalam kandungan, kelahiran, sampai
matinya. Stimulasi itu misalnya, berupa sifat genus, interaksi genus, selera,
keinginan, perasaan, tujuan-tujuan, minat, kebutuhan, kemauan, emosi, dan
kapasitas intelektual.
Secara Sosio Cultural, lingkungan mencakup
segenap stimulasi, interaksi, dan kondisi eksternal dalam hubungannya dengan
perlakuan ataupun karya orang lain.
Lingkungan
pendidikan merupakan lingkungan yang dapat menunjang suatu proses kependidikan
atau bahkan secara langsung digunakan sebagai tempat berlangsungnya kegiatan
pendidikan. Dan dari sisi pendidikan Islam, lingkungan pendidikan Islam
merupakan suatu lingkungan yang di dalamnya terdapat ciri-ciri keislaman yang
memungkinkan terselenggaranya pendidikan Islam dengan baik.
B.
Macam-macam
Lingkungan Pendidikan Islam
1.
Lingkungan
Keluarga
Keluarga adalah lingkungan utama yang dapat
membentuk watak dan karakter manusia. Keluarga adalah lingkungan pertama dimana
manusia melakukan komunikasi dan sosialisasi diri dengan manusia lain selain
dirinya. Di keluarga pula manusia untuk pertama kalinya dibentuk baik
sikap maupun kepribadiannya.
Lembaga pendidikan keluarga merupakan lembaga
pendidikan yang pertama, karena di dalam keluarga inilah tempat meletakkan
dasar-dasar kepribadian anak.
Dalam ajaran Islam telah dinyatakan oleh Nabi
Muhammad Saw dalam sabdanya yang berbunyi:
كلّ
مولودٍ يولد على الفطرة وانّما ابواه يمجّسا نه او يهـوّ دانه او ينصّرانه
Artinya: “Setiap anak dilahirkan atas dasar fitrah,
maka sesungguhnya kedua orang tuanyalah yang menjadikan dia Majusi, Yahudi dan
Nasrani”
Berdasarkan hadist tersebut, jelaslah bahwa
orang tua memegang peranan penting dalam membentuk kepribadian anak didik. Anak
dilahirkan dalam keadaan suci, adalah menjadi tanggung jawab orang tua untuk
mendidiknya.
Keluarga dalam perspektif pendidikan Islam
memiliki tempat yang sangat strategis dalam pengembangan kepribadian hidup
seseorang. Baik buruknya kepribadian seseorang akan sangat tergantung pada baik
buruknya pelaksanaan pendidikan Islam di keluarga.
Dalam mempengaruhi proses sosialisasi ada
beberapa metode yang dapat dipergunakan oleh orang tua, antara lain:
1)
Pembiasaan
Anak dalam perkembangan kepribadiannya selalu
membutuhkan seorang tokoh indentifikasi, biasanya anak menjadikan orang tuanya sebagai
tokoh indentifikasi. Dalam proses indentifikasi anak tidak saja
ingin menjadi secara lahiriyah, tetapi terutama justru secara batiniah.
Oleh karena itu menurut Ulwan, peranan
pembiasaan dalam proses indentifikasi ini memegang peranan penting. Dalam
lingkup keluarga orang tua dapat melaksanakan pendidikan Islam melalui
kebiasaan seperti membiasakan mengucapkan:
a.
“Basmallah” sebelum memulai suatu perbuatan.
b.
“Hamdallah” sebagai ucapan syukur atas segala
hasil dan kenikmatan yang diterima.
c.
“Masyaallah” sewaktu keheranan (ta’jub)
terhadap sesuatu.
d.
“Astaghfirullah” sewaktu terjadi kekeliruan.
2)
Keteladanan
Pembiasaan dan keteladanan mempunyai hubungan
yang erat dalam proses indentifikasi. Oleh karena itu anak-anak menjadikan
orang tuanya sebagai tokoh indentifikasi maka kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan
orang tua selalu ditiru oleh anak.
3)
Latihan dan Praktikum
Latihan dan praktikum merupakan metode yang
penting dalam pendidikan Islam di lingkungan keluarga, dengan adanya latihan
dan praktikum ini anak-anak akan dapat melakukan amal keagamaan sesuai dengan
tuntunan yang telah ditetapkan agama.
Teknik pendidikan yang bersifat praktek dan
alamiah merupakan hal yang pokok dalam Al-Qur’an dan syariat Islam pada
umumnya. Hal ini dapat dilihat dalam ibadah sholat, puasa, zakat, haji, shodaqoh,
jihat dan sebagainya semua perlu dipraktekkan.
Latihan dan praktek keagamaan yang dapat
dilakukan dirumah tangga berupa:
a.
Ibadah ritual seperti:
a)
Praktek shalat, wudhu, tayamum, adzan,
iqamah, membaca Al-Qur’an, sholat berjamaah, sholat sunnah.
b)
Latihan membaca bermacam-macam do’a.
c)
Latihan menyelenggarakan hal-hal yang
berhubungan dengan mayat seperti menyembahyangkan, mengafani, memandikan mayat.
b.
Ibadah non-ritual seperti:
a)
Membawa anak-anak untuk melakukan kerja bakti
membersihkan masjid dan musholla.
b)
Mengikutsertakan anak dalam kegiatan imarah
masjid.
c)
Membawa anak-anak berpartisipasi dalam mengumpulkan
zakat, shodaqoh dan sumbangan untuk kepentingan masyarakat.
c.
Perintah dan larangan
a)
Menyuruh anak mengerjakan sholat kalau sudah
berumur tujuh tahun.
Sabda Rasulullah
SAW:
“Perintahkanlah
anak-anakmu mendirikan shalat sewaktu mereka berumur tujuh tahun dan pukullah
mereka (bila tidak mengerjakannya) sewaktu mereka berumur sepuluh tahun dan
pisahkan antara mereka ditempat tidur.”(H.R. Turmidzi).
b)
Menyuruh anak-anak supaya melaksanakan akhlak
yang baik terhadap sesama.
c)
Melarang anak melakukan tingkah laku yang tak
senonoh dan akhlak yang tercela.
d.
Ganjaran
Ganjaran dalam pendidikan Islam diperlukan untuk membiasakan anak-anak
agar selalu melaksanakan kebaikan dan menghindarkan diri dari kemungkaran.
Al-Ghazali sebagai tokoh pendidikan Islam lebih mementingkan ganjaran dari pada
hukuman.
e.
Hukuman
Metode hukuman dapat pula dilaksanakan dalam pendidikan Islam selama
tidak ada cara lain untuk memperbaiki kesalahan.
2.
Lingkungan Sekolah
Sekolah
adalah lembaga pendidikan yang sangat penting sesudah keluarga, karena semakin
besar kebutuhan anak, maka orang tua menyerahkan tanggung jawabnya sebagian
kepada lembaga sekolah. Sekolah berfungsi sebagai pembantu keluarga dalam
mendidik anak. Sekolah memberikan pendidikan dan pengajaran kepada anak-anak mengenai
apa yang tidak dapat atau tidak ada kesempatan orang tua untuk memberikan
pendidikan dan pengajaran di dalam keluarga. Oleh karena itu sudah
sepantasnyalah orang tua menyerahkan tugas dan tanggung jawabnya kepada
sekolah.
Tugas
guru dan pemimpin sekolah di samping memberikan ilmu pengetahuan-pengetahuan,
keterampilan, juga mendidik anak beragama. Disinilah sekolah berfungsi sebagai
pembantu keluarga dalam memberikan pendidikan dan pengajaran kepada anak didik.
Pendidikan budi pekerti dan keagamaan yang diselenggarakan di sekolah-sekolah
haruslah merupakan kelanjutan, setidak-tidaknya jangan bertentangan dengan apa
yang diberikan dalam keluarga.
Sekolah
telah membina anak tentang kecerdasan, sikap, minat, dan lain sebagainya dengan
gaya dan caranya sendiri sehingga anak mentaatinya. Lingkungan yang
positif adalah terhadap pendidikan Islam yaitu lingkungan sekolah yang
memberikan fasilitas dan motivasi untuk berlangsungnya pendidikan agama ini.
Sedangkan lingkungan sekolah yang netral dan kurang menumbuhkan jiwa anak untuk
gemar beramal, justru menjadikan anak jumud, picik, berwawasan sempit. Sifat
dan sikap ini menghambat pertumbuhan anak. Lingkungan sekolah yang negatif
terhadap pendidikan agama yaitu lingkungan sekolah berusaha keras meniadakan
kepercayaan agama di kalangan anak didik.
Bagi
setiap muslim yang benar-benar beriman dan melaksanakan ajaran-ajaran Islam,
mereka berusaha untuk memasukkan anak-anaknya ke sekolah-sekolah yang diberikan
pendidikan agama. Dalam hal ini mereka mengharapkan agar anak didiknya kelak
memiliki kepribadian yang sesuai dengan ajaran Islam atau dengan kata lain
berkepribadian muslim. Yang dimaksud dengan berkepribadian muslim adalah
kepribadian yang seluruh aspeknya baik tingkahlakunya, kegiatan jiwanya maupun
filsafat hidup dan kepercayaannya menunjukkan pengabdiannya kepada Tuhan,
penyerahan diri kepada-Nya.
Di Indonesia sendiri lingkungan
pendidikan Islam formal di identikkan dengan madrasah. Mulai dari Roudhotul
Athfal (RA), Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan Madrasah
Aliyah (MA) dan sekolah milik organisasi Islam dalam setiap jenis dan jenjang
yang ada, termasuk perguruan tinggi seperti IAIN dan STAIN. Semua lembaga ini akan menjalankan
proses pendidikan yang berdasarkan kepada konsep-konsep yang telah dibangun
dalam sistem pendidikan Islam. Selain
itu, di Indonesia, madrasah juga dituntut menyeimbangkan antara pengetahuan
agama dan pengetahuan umum.
3. Lingkungan Masyarakat
Lembaga
pendidikan masyarakat merupakan lembaga pendidikan yang ketiga sesudah keluarga
dan sekolah. Corak ragam pendidikan yang diterima anak didik dalam masyarakat
ini banyak sekali, yaitu meliputi segala bidang baik pembentukan
kebiasaan, pembentukan pengetahuan, sikap dan minat maupun pembentukan
kesusilaan dan keagamaan.
Pendidikan
dalam pendidikan masyarakat ini bisa dikatakan pendidikan secara tidak
langsung, pendidikan yang dilaksanakan dengan tidak sadar oleh masyarakat. Dan
anak didik secara sadar atau tidak telah mendidik dirinya sendiri, mencari
pengetahuan dan pengalaman sendiri, mempertebal keimanan serta keyakinan dan
keagamaan di dalam masyarakat.
Konstribusi masyarakat dalam pendidikan yang
ada di sekitarnya melahirkan berbagai bentuk pendidikan kemasyarakatan,
seperti:
Masjid, di dalam Islam sejarah pendidikan dimulai
semenjak diangkatnya Muhammad SAW sebagai Nabi dan Rasulullah. Masjid dengan
segala perlengkapannya merupakan lingkungan pendidikan Islam yang dapat
diupayakan untuk mempengaruhi peserta didik. Betapa pentingnya peranan masjid
sebagai lingkungan pendidikan Islam dapat dilihat pada usaha-usaha dan perhatian
Rasulullah SAW terhadap masjid.
Perkumpulan Remaja, pada masa ini anak membutuhkan perkumpulan remaja untuk membenah
dirinya menyalurkan kehendak hati, keinginan dan angan-angan sebagai
pembuktian bahwa mereka juga wajar mendapat pengakuan masyarakat
sekitarnya. Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA), wirid remaja, kursus-kursus
keislaman, pembinaan rohani, dan lain sebagainya.
C.
Pengaruh
Lingkungan Pendidikan Islam
Menurut Drs. Abdurrahman Saleh, ada tiga
macam pengaruh lingkungan pendidikan terhadap keberagamaan anak, yaitu:
1.
Lingkungan
yang acuh tak acuh terhadap agama. Lingkungan semacam ini ada kalanya
berkeberatan terhadap pendidikan agama, dan ada kalanya pula agar sedikit tahu
tentang hal itu.
2.
Lingkungan
yang berpegang terhadap tradisi agama tetapi tanpa keinsyafan batin. Biasanya
lingkungan demikian menghasilkan anak-anak yang beragama yang secara
tradisional tanpa kritik atau beragama secara kebetulan.
3.
Lingkungan
yang memiliki tradisi agama dengan sadar dan dalam kehidupan agama. Lingkungan
ini memberikan motivasi (dorongan) yang kuat terhadap anak untuk memeluk dan
mengikuti pendidikan agama yang ada.
Secara
umum ada tiga macam pengaruh lingkungan dalam pendidikan, khususnya pendidikan
Islam yaitu:
1.
Pengaruh
Positif, yaitu lingkungan yang memberikan dorongan atau memberikan motivasi dan
rangsangan kepada anak untuk menerima, memahami, meyakini serta mengamalkan
ajaran Islam.
2.
Pengaruh
Negatif, yaitu lingkungan yang menghalangi atau kurang menunjang kepada anak
untuk menerima, memahami, meyakini serta mengamalkan ajaran Islam.
3.
Pengaruh
Netral, yaitu lingkungan yang memberikan dorongan untuk meyakini atau
mengamalkan agama, demikian pula tidak menghalangi anak-anak untuk meyakini dan
mengamalkan ajaran Islam.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Lingkungan
mempunyai peranan yang sangat penting terhadap keberhasilan pendidikan Islam.
Karena perkembangan jiwa anak itu sangat dipengaruhi oleh keadaan
lingkungannya. Lingkungan dapat berpengaruh positif dan pengaruh yang negatif
terhadap pertumbuhan dan perkembangan jiwa anak, sikapnya, akhlaknya, dan perasaan
agamanya. Maka menjadi tugas guru dan orang tualah
untuk menuntun anak didiknya agar dapat memanfaatkan lingkungan pendidikan ini
menuju ke arah yang positif.
Jadi,
dibutuhkan pendidikan terpadu antara ketiga lingkungan pendidikan tersebut.
Dengan keterpaduan ketiganya, diharapkan pendidikan yang dilaksanakan mampu
mewujudkan tujuan yang diinginkan. Pendidikan terpadu seperti inilah yang
diinginkan dalam perspektif pendidikan Islam.
B.
Saran
dan harapan
Dari uraian materi makalah diatas dapat
dijadikan sebagai acuan dalam pengembangan anak yang meliputi jiwa dan raganya
sehingga harapannya anak didik nantinya dapat memperoleh lingkungan pendidikan
yang baik dan sesuai kebutuhan anak.
Demikian makalah yang kami susun, pastilah
dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan karena kami
sadar ini merupakan keterbatasan dari kami. Makanya kami mengharap kritik dan
saran yang membangun guna kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Abudinata,
MA. 1997. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana, 2010
Uhbiyati,
Nur. 1998. Ilmu Pendidikan Islam.
Bandung: Pustaka Pelita.
Zuhairini,
dkk. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara, 1992
Saleh,
Abdurrahman. Didaktik dan Methodik Pendidikan Agama. Jakarta: Bulan Bintang,
1969
Ramayulis. Ilmu Pendidikan
Islam, Padang:Kalam Mulia. 1994.
Salim, Hailami & Syamsul
Kurniawan. Studi Ilmu Pendidikan Islam, Jogjakarta:Ar- Ruzz Media.
2012.
Wiyani, Novan Ardy & Barnawi. Ilmu
Pendidikan Islam, Jogjakarta:Ar-Ruzz Media.