Fungsi Komunikasi Pembelajaran


    Menurut Judy C. Pearson dan Paul E. Nelson, Komunikasi mempunyai dua fungsi umum. Pertama, untuk kelangsungan hidup diri-sendiri yang meliputi: keselamatan fisik, meningkatkan kesadaran pribadi, menampilkan diri kita sendiri kepada orang lain dan mencapai ambisi pribadi. Kedua, untuk kelangsungan hidup masyarakat, tepatnya untuk memperbaiki hubungan sosial dan mengembangkan keberadaan suatu masyarakat.

    Sedangkan menurut William I.Gordon, Komunikasi Pembelajaran mempunyai empat fungsi menurut kerangka yang dikemukakan, yakni:

1. Fungsi Komunikasi Sosial

a. Pembentukan Konsep Diri

    Konsep diri adalah pandangan kita tentang siapa kita, dan yang hanya dapat diperoleh melalui informasi orang lain yang diberikan kepada kita. Manusia yang tidak pernah berkomunikasi dengan manusia lain mungkin tidak menyadari bahwa ia adalah seorang laki-laki atau seorang perempuan. Kita menyadari bahwa kita adalah manusia karena orang di sekitar kita menunjukkan kepada kita melalui perilaku mereka.

    Anda mencintai diri sendiri jika Anda memiliki cinta, Anda berpikir Anda pintar ketika orang di sekitar Anda mengaggap Anda cerdas, Anda merasa Anda tampan atau cantik ketika orang di sekitar Anda mengatakan begitu. Konsep diri awal umumnya dipengaruhi oleh keluarga dan orang-orang terdekat di sekitar kita, termasuk kerabat. Orang tua kita, atau siapa pun yang peduli untuk pertama kalinya, mengatakan kepada kita melalui kata-kata dan tindakan yang kita lakukan.

b. Orang berkomunikasi untuk menunjukkan dirinya eksis. Ini disebut aktualisasi diri atau lebih tepatnya keberadaan itu sendiri.

    Fungsi komunikasi sebagai eksistensi diri sering terlihat dalam seminar. Meskipun penanya telah memperingatkan moderator untuk berbicara singkat dan langsung ke pokok masalah, pena atau komentator sering berbicara panjang lebar, mengajarkan penonton, dengan argumen yang tidak relavan. Karena mereka merasa paling benar dan yang paling penting, semua orang ingin berbicara dan didengar.

c. Untuk Kelangsungan Hidup, Memupuk Hubungan, Dan Memperoleh Kebahagiaan.

    Sejak lahir, kita tidak bisa hidup sendiri untuk mempertahankan hidup. Kita perlu berkomunikasi dengan orang lain, untuk memenuhi kebutuhan biologis kita seperti makan dan minum, dan memenuhi kebutuhan psikologis kita seperti sukses dan kebahagiaan. Komunikasi, dalam konteks apapun, adalah bentuk dasar adaptasi terhadap lingkungan.

    Melalui komunikasi kita juga bisa memenuhi kebutuhan emosional kita dan meningkatkan kesehatan mental kita. Kita belajar makna cinta, kasih sayang, keintiman, simpati, rasa hormat, kebanggaan, dan bahkan iri hati, dan kebencian. Melalui komunikasi sosial, kita dapat mengalami berbagai perasaan dan membandingkan kualitas perasaan satu dengan perasaan orang lain.

2. Komunikasi Ekspresif

    Komunikasi ekspresif sering dilakukan untuk menyampaikan perasaan-perasaan kita. Kebanyakan komunikasi ini disampaikan dalam bentuk non verbal. Ungkapan kasih sayang, marah, atau malu memang dapat disampaikan oleh kata-kata.

    Namun, paling besar dikomunikasikan lewat bahasa tubuh. Orang boleh mengatakan, "saya tak marah", padahal mukanya merah, tampang cemberut, dan pandangan matanya tajam. Orang akan lebih percaya bahasa non verbal itu daripada bahasa verbalnya. Komunikasi ekspresif nanti tentu akan mempengaruhi komunikasi sosial seseorang.

3. Komunikasi Ritual

    Fungsi komunikasi ini berhubungan dengan komunikasi ekspresif. Namun bentuk penyampaiannya seringkali secara kolektif. Misalnya upacara adat, ritual keagamaan, sampai memperingati tanggal bersejarah. Mereka yang terlibat dalam komunikasi ritual dianggap berusaha menegaskan sebagai bagian dari kelompok yang merayakannya.

    Komunikasi ritual juga dianggap sebagai komitmen emosional individu terhadap tradisi dalam kehidupan sosialnya. Komunikasi ritual juga sering digunakan untuk mempererat kepaduan dalam suatu kelompok. 

    Menurut Deddy Mulyana, bukan substansi kegiatan ritual yang paling penting, namun perasaan senasib dan sepenanggungan yang menyertai komunikasi ini. Deddy juga menganggap hal ini menandakan bahwa manusia bukanlah sepenuhnya makhluk rasional. Karena komunikasi ritual sering dianggap mubazir jika ditimbang secara rasio. Namun, manusia tetap membutuhkan komunikasi ritual, walau tujuannya berbeda-beda. Misalnya, demi memenuhi kebutuhan jati diri, sebagai anggota dari komunitas, atau menciptakan rasa kondusif dan tenteram.

4. Fungsi Komunikasi Instrumental

    Komunikasi yang berfungsi sebagai Komunikasi instrumental adalah komunikasi yang berfungsi untuk memberitahukan atau menerangkan informasi dan mengandung muatan persuasif dalam arti bahwa pembicara menginginkan pendengarnya mempercayai bahwa fakta dan informasi yang disampaikan adalah akurat dan layak untuk diketahui.

    Dengan demikian fungsi komunikasi instrumental bertujuan untuk menerangkan, mengajar, menginformasikan, mendorong, mengubah sikap dan keyakinan, mengubah perilaku atau menggerakkan tindakan, dan juga untuk menghibur. Sebagai instrumen, komunikasi tidak saja kita gunakan untuk menciptakan dan membangun hubungan, namun juga untuk menghancurkan hubungan tersebut.

    Komunikasi berfungsi sebagai instrumen untuk mencapai tujuan-tujuan pribadi dan pekerjaan, baik tujuan jangka pendek ataupun tujuan jangka panjang. Tujuan jangka pendek misalnya untuk memperoleh pujian, menumbuhkan kesan yang baik, memperoleh simpati, empati, keuntungan material, ekonomi dan politik, yang antara lain dapat diraih dengan pengelolaan kesan, yakni taktik-taktik verbal dan nonverbal, seperti berbicara sopan, mengobral janji, dan sebagainya yang pada dasarnya untuk menunjukkan kepada orang lain siapa diri kita seperti yang kita inginkan. Sementara itu, tujuan jangka panjang dapat diraih lewat keahlian komunikasi, misalnya keahlian berpidato, berunding, berbahasa asing ataupun keahlian menulis. Kedua tujuan tersebut tentu saja saling berkaitan dalam arti bahwa pengelolaan kesan itu secara kumulatif dapat digunakan untuk mencapai tujuan jangka panjang berupa keberhasilan dalam karier, misalnya untuk memperoleh jabatan, kekuasaan, penghormatan sosial, dan kekayaan.

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url